Ancaman Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Assalamu’alaikum Wr Wb
Kali ini saya akan posting tentang Ancaman Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh banyak faktor
yang dikaitkan dengan aktivitas manusia terhadap ekosistem. Aktivitas manusia
mengakibatkan kerusakan/ hilangnya habitat, selain itu juga masuknya spesies
invasif, polusi, eksploitasi berlebihan yang akhirnya menyebabkan terjadinya
perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati (LIPI, 2014).
1. Perubahan Habitat
Perubahan dan hilangnya habitat merupakan transformasi ekosistem
alam yang menentukan, tidak hanya hilangnya spesies tumbuhan tetapi juga dapat
menyebabkan penurunan spesies binatang. Di
Indonesia, dari tahun 2000 hingga 2009 terjadi penurunan luas hutan lahan
kering primer sebanyak 10 juta ha. Perubahan tata guna lahan menyebabkan
perubahan tutupan lahan yang akhirnya berakibat pada hilangnya biota.
2. Masuknya Spesies Asing
Masuknya spesies asing yang semula untuk tujuan sebagai tanaman
hias, pakan ternak, hortikultura, hewan peliharaan, sering kali menjadi invasif
dan sangat berpengaruh pada hilangnya spesies lokal. Spesies yang berasal dari
daerah lokal tertentu yang masuk ke lingkungan alam yang baru dapat menyebabkan
berbagai bentuk ketidakseimbangan dalam jejaring ekologi. Sebagai contoh masuknya
ikan mujair (Oreochronis mossambicus)
memusnahkan ikan endemik di Danau Poso moncong bebek (Adreanichthys kruytii)
dan Xenopoecilus sarasinorumm.
3. Polusi
Polusi udara, air dan tanah merupakan aktivitas manusia yang
mempengaruhi lingkungan alam dan berdampak negatif secara langsung atau tidak
langsung terhadap keberadaan biota. Polusi mengubah aliran energi, kimia dan
konstitusi fisik lingkungan dan kelimpahan spesies di suatu ekosistem.
4. Eksploitasi yang berlebihan
Pembunuhan flora/ fauna karena nilai manfaat yang terkandung di
dalamnya yang didorong oleh perdagangan yang tidak bertanggung jawab. Salah
satu contoh adalah kehilangan jenis flora endemis di Sulawesi. Kehilangan
kehati Indonesia jenis endemis Sulawesi diketahui terjadi penurunan antara
83-94%. IUCN 2013 telah mengeluarkan data tentang satwa dan tumbuhan liar yang
terancam punah dan masuk dalam kategori red list. Di dalam data tersebut
dinyatakan 1 spesies flora dan 2 fauna di Indonesia dinyatakan punah di alam.
5. Perubahan iklim
Perubahan iklim berdampak pada perubahan distribusi biota dan
hilangnya biota. Pemanasan permukaan bumi mempengaruhi pola distribusi biota
dari dataran rendah ke dataran tinggi. Misalnya Anoa dataran rendah mulai
berpindah ke daerah dataran tinggi karena habitatnya di dataran rendah di
Sulawesi sudah berubah sehingga Anoa mencari habitat baru untuk tempat
hidupnya, walaupun sebenarnya sudah ada Anoa yang memang hidup di dataran
tinggi. Yang menjadi pertanyaan apakah kedua kelompok Anoa tersebut bisa hidup
bersama di habitat yang sama ataukah Anoa dataran tinggi mencari habitat baru
juga. Contoh lain adalah dengan adanya perubahan iklim akan berdampak pada
sistem perbunggan tumbuhan sehingga musim berbunga dan berbuah tumbuhan menjadi
berubah. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada pola perilaku pollinator dan
hewan lainnya yang hidupnya sangat bergantung pada adanya buah dan bunga.
Sumber :
Hardati, Puji, dkk. 2016. Buku Ajar Pendidikan Konservasi. Semarang : Unnes Press.
Sekian postingan saya kali ini mengenai Ancaman Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
0 Komentar untuk "Ancaman Keanekaragaman Hayati di Indonesia"
Silahkan berkomentar sesuai artikel