Blog for Learning

| lesson material | material summary | questions and answers | definitions | types and examples | other information | materi pelajaran | ringkasan materi | pertanyaan dan jawaban | definisi | jenis-jenis dan contoh-contoh | informasi lainnya |

Powered by Blogger.

Makna dan klasifikasi budaya politik





A.    Makna budaya politik
Politik adalah macam-macam kegiatan dalam sistem politik atau negara yang menyangkut proses menentukan sekaligus melaksanakan tujuan tujuan sistem itu.
Berbicara mengenai politik tidak bisa dilepaskan dari konsep-konsep pokoknya, antara lain:
1)      Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya.
2)      Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
3)      Pengambilan keputusan menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai.
4)      Kebijaksanaan umum adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan itu.
5)      Pembagian dan alokasi adalah pembagian dan penjatahan dari nilai-nilai dalam masyarakat.

Budaya politik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sikap, keyakinan, dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti kepada tingkah laku dan proses politik dalam suatu sistem politik, mencakup cita-cita politik ataupun norma yang sedang berlaku dalam masyarakat politik.
Menurut Almond dan Verba budaya politik merupakan sikap individu terhadap sistem politik dan komponen-komponennya, juga sikap individu terhadap peranan yang tepat dimainkan dalam sebuah sistem politik.
Budaya politik tidak lain dari pada orientasi psikologis terhadap objek sosial kemudian mengalami proses internalisasi kedalam bentuk orientasi yang bersifat cognitive, affective, dan evaluative.
·         Orientasi yang bersifat kognitif, menyangkut pemahaman dan keyakinan individu terhadap sistem politik dan atributnya seperti ibu kota negara, lambing negara, kepala negara, batas-batas negara, mata uang yang dipakai dan sebagainya.
·         Orientasi yang bersifat afektif, menyangkut ikatan emosional yang dimiliki oleh individu terhadap sistem politik.
·         Orientasi yang bersifat evaluative menyangkut kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik yang sedang berjalan dan bagaimana peranan individu di dalamnya.

Ruang lingkup budaya politik menurut Almond dan Verba:
1.      Orientasi individu yang diperoleh dari pengetahuannya yang luas maupun sempit.
2.      Orientasi yang dipengaruhi oleh perasaan keterlibatan, keterikatan, ataupun penolakan.
3.      Orientasi yang bersifat menilai terhadap objek dan peristiwa politik.
Jadi, dari pendapat tersebut dapat diartikan budaya politik merupakan persepsi warga negara yang diaktualisasikan dalam pola sikap terhadap masalah politik dan peristiwa politik yang terjadi, sehingga berdampak terhadap pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun pemerintahan karena sistem politik merupakan hubungan antara manusia yang menyangkut soal kekuasaan, aturan, dan wewenang.

B.     Klasifikasi budaya politik
Klasifikasi budaya politik menurut Gabriel Almond dan Verba:
1.      Budaya politik parokial
Masyarakat tradisional, sederhana, dan bersifat parokial karena terbatasnya perbedaan antar warga negara sehingga tidak terdapat peranan politik yang bersifat khas dan berdiri sendiri, serta memiliki tingkat partisipasi politik sangat rendah yang disebabkan faktor kognitif / pendidikan relatif rendah. Dalam masyarakat tradisional, anggota masyarakat cenderung tidak terlalu menaruh minat terhadap obyek-obyek politik yang luas, kesadaran yang kurang menonjol dari anggota masyarakat dalam bidang politik.
2.      Budaya politik kaula
Masyarakat memiliki minat, perhatian, dan mungkin pula kesadaran terhadap sistem politik secara keseluruhan terutama terhadap hasil dari sistem politik itu sendiri. Posisi kaula adalah posisi yang pasif, mereka tidak berdaya untuk mempengaruhi atau mengubah sistem. Oleh karena itu, hanya bersifat menunggu atas segala kebijakan yang dibuat oleh para penanggung kekuasaan. Masyarakat ini sudah relatif maju dalam pemahaman sebagai warga negara dan memiliki perhatian terhadap sistem politik tetapi partisipasi politiknya masih pasif / belum tumbuh kesadaran politiknya.
3.      Budaya politik partisipan
Masyarakat telah menyadari betul hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Budaya politik ditandai dengan kesadaran politik tinggi / anggota masyarakat aktif dalam kegiatan politik. Anggota masyarakat cenderung memiliki orientasi yang nyata terhadap sistem secara keseluruhan aktif dalam kegiatan politik.





0 Komentar untuk "Makna dan klasifikasi budaya politik"

Silahkan berkomentar sesuai artikel

 
Copyright © 2015 - 2024 Blog for Learning - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top