Bahan Kimia Rumah Tangga
Assalamu’alaikum Wr Wb
Kali ini saya akan posting tentang Bahan Kimia Rumah Tangga. Berikut penjelasannya.
Kehidupan
masyarakat modern tidak bisa lepas dari beragam bahan kimia, seperti detergen,
sabun mandi, sampo, pembasmi serangga. Coba kita perhatikan kegiatan ibu kita
di rumah, mungkin diawali dengan bangun pagi lalu mandi menggunakan sabun mandi
dan gosok gigi dengan pasta gigi atau sambil mencuci rambut dengan sampo. Lalu
mencuci pakaian dengan detergen dan mencuci piring dengan sabun cuci piring.
Tak lupa menggunakan pewangi dan pelembut untuk pakaian. Rumah kita bersihkan
dengan pembersih lantai dan pembersih kaca. Bahkan untuk kenyamanan tidur, kita
menggunakan beragam bahan kimia untuk mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
1.
Bahan pembersih
Biasanya kotoran yang melekat pada kulit, pakaian, atau benda lain
berupa minyak, lemak, keringat, tanah, dan sebagainya. Sifat dari zat pengotor
pada umumnya adalah sukar larut dalam air, sehingga diperlukan zat lain untuk
membantu melarutkannya, di sinilah fungsi kerja sabun atau detergen, yaitu
untuk mernbantu melarutkannya.
Sabun dapat membersihkan kotoran karena sabun mengikat kotoran
dalam bentuk emulsi. Emulsi terbentuk karena sabun memiiiki gugus RCOO-
yang mampu mengikat kotoran pada ujung nonpolar dan ujung COO- yang
bersifat polar larut dalam air. Kotoran yang terikat oleh sabun dan sabun yang
larut dalam air menyebabkan kotoran tertarik dan lepas dari tempatnya dan larut
terbawa air dan sabun. Kotoran yang berbentuk emulsi dengan sabun akan dibuang
saat pembilasan. Suatu kelemahan sabun adalah tidak dapat larut dalam air sadah
(air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+), karena akan
membentuk garam yang tidak larut dalam air.
Detergen dapat mengemulsi kotoran seperti sabun tetapi tidak
mengendap bersama ion logam dalam air sadah. Keuntungan lain penggunaan
detergen adalah kemampuan pembersihnya jauh lebih cepat dibanding dengan sabun,
sehingga akan menghemat waktu dan tenaga. Penggunaan detergen yang terlampau
banyak akan mengganggu terhadap air karena tidak dapat diuraikan oleh organisme
air. Di banyak negara industri. sungai dan danau permukaannya telah tertutup
busa detergen, sehingga sungai dan danau tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitarnya dan hal itu sangat memprihatinkan.
2.
Bahan pemutih
Salah satu bentuk senyawa klor yang digunakan sebagai pemutih
adalah NaClO. NaClO memiliki kemampuan untuk mengikat susu atau zat yang
biasanya menjadi pengotor. Penggunaan pemutih akan bekerja lebih efektif jika
dalam keadaan suhu yang lebih tinggi, karena akan meningkatkan jumlah tumbukan
sehingga reaksi lebih banyak dan lebih cepat terjadi. Namun hal yang harus
diperhatikan adalah jangan pernah mencampur bermacam zat pembersih, karena hal
itu akan menghasilkan reaksi samping yang menghasilkan gas-gas yang beracun seperti
gas klor.
Jika kita menghirup gas klor maka kita akan mengalami iritasi pada
alat-alat pernapasan kita bahkan jika dalam bentuk cairan maka kulit kita akan
terbakar. Beruntung keberadaan gas ini dapat tendeteksi dengan cepat karena
warna dan baunya ketika baru berjumlah 3,5 bpj. Sebab jika sudah dalam jumlah
1000 bpj maka akan terjadi akibat yang fatal setelah beberapa kali bernapas
saja. Untuk menghindari terbentuknya gas beracun ini hindarkan zat pemutih
terkena sinar matahari. Untuk rnenggunakan zat pemutih ini sebaiknya baca
peringatan yang terdapat pada label zat tarsebut.
3. Pembasmi
serangga
Bahan kimia pembunuh serangga disebut dengan insektisida. Bahan
insektisida, antara lain propoksur, diklorovinil dimetil fosfat, dan siazinon.
Insektisida tersebut sering kita gunakan untuk pembasmi kecoa, lalat, nyamuk,
laba-laba, semut, rayap, dan beragam serangga lainnya.
Pembasmi serangga yang kita gunakan rnemiliki beragam bentuk, bisa
berupa cairan yang disemprot ataupun yang dibakar. Bahkan saat ini terdapat
dalam bentuk obat nyamuk elektrik. Berdasarkan bahan pembuatnya insektisida
dapat digolongkan ke dalam insektisida organoklor, insektisida organofosfor dan
insektisida karbamat. Insektisida organoklor bila masuk dalam tubuh manusia
akan larut dalam selaput lemak yang rnengelilingi serat saraf. Akibatnya dapat
menyebabkan penyakit tremor dan sawan. Senyawa organofosfor dan karbamat
biasanya cepat terurai (1-10 minggu) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Senyawa organoklor lebih stabil di lingkungan. Waktu yang dibutuhkan oleh
senyawa organoklor menjadi separuhnya yaitu 2-4 tahun.
Karbamat adalah insektisida yang dapat terurai dengan mudah dan
tidak terakumulasi dalam lemak. Karbamat kurang toksik (bersifat racun) tehadap
mamalia. Contoh: karbofuran (furadan karbonil).
Insektisida sebenarnya adalah racun, sehingga saat digunakan bukan
hanya serangga yang terpengaruh tetapi juga kita. Penggunaan insektisida memberikan
efek samping berupa kekebalan pada serangga yang tidak terbunuh saat dikenai
insektisida. Akibatnya, generasi serangga berikutnya rnenjadi kebal terhadap
racun tersebut dan berkernbang lebih pesat.
4. Zat
pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasa ditambahkan untuk memperoleh
bau yang wangi (harum). Pewangi dapat dikelompokkan menjadi pewangi ruangan, sabun
dan detergen, minyak rambut, kosmetik atau parfum, dan pestisida semprot
(cair).
Bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam pewangi ruangan,
misalnya propana, butana, ammonia, formaldehid, dan fenol. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat memberikan efek pada tubuh manusia, misalnya iritasi mata, selaput
lendir hidung, tenggorokan, kulit, mual-mual, pusing, hilang ingatan, tumor
atau kanker, asma, kerusakan hati, dan paru-paru.
Sumber
:
WAJAR
Penunjang Program Wajib Belajar “IPA Terpadu” kelas VIII. Penerbit Graha
Pustaka.
Sekian postingan saya kali ini mengenai Bahan Kimia Rumah Tangga. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
0 Komentar untuk "Bahan Kimia Rumah Tangga"
Silahkan berkomentar sesuai artikel