Pemberontakan PKI Madiun dan Pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)
Assalamu’alaikum Wr Wb
Kali ini saya akan posting tentang Pemberontakan PKI Madiun dan Pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII). Berikut penjelasannya.
1. Pemberontakan PKI Madiun
Muso pimpinan PKI sejak tahun 1926 memanfaatkan situasi krisis politik dan ekonomi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia untuk menarik simpati masyarakat dengan mengajukan 3 tuntutan, yakni :
a. Menghentikan perundingan dengan Belanda
b. Mengadakan pertukaran diplomat dengan duta Uni Soviet
c. Menyediakan separuh anggota kabinet untuk PKI
Tuntutan itu tidak mendapat tanggapan dari pemerintah, sehingga pada tanggal 18 September 1948 mengadakan pemberontakan di Madiun. PKI berhasil menguasai Madiun, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Purwodadi, Ponorogo dan Trenggalek. Upaya menumpas pemberontakan PKI dipimpin oleh Kol. Gatot Subroto, Kol. Sungkono, Kol. AH. Nasution, Mayor Sabarudin, Jono Sewoyo, Letkol. Ali Sadikin. Kesatuan ini berasai dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat (Divisi Siliwangi), RI berhasil merebut kembali Madiun. Muso berhasil ditembak mati, sedangkan Amir Syarifudin dijatuhi hukuman mati. Pemberontakan ini dapat dipadamkan meskipun meminta banyak korban dan memperlemah pertahanan pemerintah RI.
2. Pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)
a. Jawa Barat
Gerakan ini dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, tujuannya ingin mendirikan Negara Islam Indonesia yang diproklamirkan 7 Agustus 1949. Gerakan ini berpusat di kawasan Gunung Geber, Tasikmaiaya. Benih gerakan ini telah terlihat dalam komite pembela kebenaran PSII, akibat perbedaan paham antara Kartosuwiryo dengan tokoh PSII di perguruan Suffah. Perguruan ini pada jaman Jepang dipergunakan sebagai pusat latihan kemiliteran bagi pemuda islam, khususnya Hisbullah dan Sabilillah. Sehingga Divisi Siliwangi harus menghadapi Belanda dan DI/TII. Pemberontakan DI/TII dilakukan dengan menghalangi Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat, akibatnya terjadi pertempuran di desa Antralina, Malangbong dengan Batalyon M. Rifai yang kembali hijrah 25 januari 1949. Usaha menumpas gerakan ini memakan waktu lama karena faktor :
a) Medannya berupa daerah pegunungan
b) Pasukan Kartosuwiryo mudah bergerak leluasa dikalangan rakyat
c) Keadaan politik yang tidak stabil
d) Mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda
Tahun 1960 pasukan Siliwangi melakukan "Operasi Pagar Betis" dan “Baratayudha" hingga berhasil menangkap Kartosuwiryo, keluarga dan pengawalnya di Gunung Geber, Majalaya 4 Juni 1962. Dan dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.
b. Jawa Tengah
· Brebes, Tegal dan Pekalongan, Gerakan DII/TII didaerah ini dipimpin oleh Amir Fatah yang oleh Kartosuwiryo diangkat sebagai "Jendral Mayor Tentara Islam lndonesia". Usaha untuk menumpas dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) yang dipimpin Kol. Sarbini, Kol. Bachrun, Kol. A. Yanl.
· Di Kebumen dikenal dengan pemberontakan "Angkatan Umat lslam" yang dipimpin Kyai Moh. Mahfudz Abdurachman (Roma Pusat atau Kyai Somalangu). Gerakan ini menjadi besar dan meluas setelah bergabungnya Batalyon 426 di Kudus dan Magelang. Untuk menanggulangi pemerintah melakukan "Operasi Merdeka Timur" dipimpin Letkol. Soeharto, Komandan Brigade Pragola dan dibantu AURI. Di daerah Merapi-Merbabu terjadi kerusuhan yang dilakukan gerakan "Merapi Merbabu Complex" (MMC) berhasil dihancurkan bulan April 1952. Upaya untuk menghancurkan GBN dibentuk pasukan khusus "Banteng Raider" dan berhasil menghancurkan pusat kekuatan gerombolan di perbatasan Pekalongan Banyumas.
c. Sulawesi Selatan
Gerakan DI/TII dipimpin oleh Kahar Muzakar, sebenamya ia pejuang kemerdekaan yang setelah kembali ke Sulawesi Selatan menghimpun laskar gerilya dan bergabung dengan Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Tanggal 30 April 1950 menulis surat tuntutan agar anggota KGGS masuk dalam APRlS Brigade Hasanudin, namun ditolak. Pendekatan pemerintah berhasil setelah ia diberi pangkat Letkol dan akan dilantik 17Agustus 1951 Kahar Muzakar dan anak buahnya melarikan diri ke hutan, dan tahun 1952 ia menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian NII Kartosuwiryo. Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati bersama ditangkapnya tokoh Gerungan bulan Juli 1965.
d. Aceh
Gerakan DI/TII diproklamirkan 20 September 1953 dipimpin Daud Beureuh, yang menyatakan Aceh bagian Negara Islam Indonesia dibawah Kartosuwiryo, dengan mengeluarkan maklumat Proklamasi Negara Islam Indonesia, lenyapnya kekuasaan Pancasila di Aceh diganti pemerintah Negara Islam, usaha untuk menumpas gerakan ini :
a) Operasi militer bantuan dari pasukan Sumatera Utara dan Tengah
b) Musyawarah kerukunan rakyat Aceh, atas prakarsa Pangdam I / Iskandar Muda Kol. M. Jasin berhasil menyadarkan Daud Beureuh untuk kembali ketengah masyarakat.
Sekian postingan saya kali ini mengenai Pemberontakan PKI Madiun dan Pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII). Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
0 Komentar untuk "Pemberontakan Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII)"
Silahkan berkomentar sesuai artikel