KERAJAAN SAMUDERA PASAI
·
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia
·
Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada
tahun 1267 M
·
Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya
makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara.
·
Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan
pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km
sebelah timur Lhokseumawe.
·
Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan
Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia
masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia
·
Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M)
·
Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan
dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh
Raja-raja yang memerintah di Samudera Pasai
1. Sultan Malik al Saleh
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir
3. Sultan Malikul Mahmud
4. Sultan Malikul Mansyur
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir
6. Sultanah Nahrisyah
Sultan Malik al Saleh
·
Sebelum memeluk agama Islam, nama asli Malik
Al Shaleh adalah Meurah Silu atau Meurah Silo
·
“Meurah” adalah panggilan kehormatan untuk
orang yang ditinggikan derajatnya, sementara “Silo” dapat dimaknai sebagai
silau atau gemerlap
·
Dalam Hikayat Raja Pasai diceritakan bahwa
Marah Silu putra dari pasangan Marah Gadjah dan Putri Betung
·
Nama Malik Al Saleh setelah masuk islam ada
beberapa versi yaitu Malik ul Salih, Malik Al Saleh, Malikussaleh, Malik as
Salih atau Malik ul Saleh
·
Ia mendirikan kerajaan Islam pertama di
nusantara, yaitu Samudera Pasai pada tahun 1267
·
Di bawah kepemimpinan Malik al-Saleh, Samudera
Pasai mulai berkembang
·
Selain dikenal sebagai pendiri dan raja
pertama dari Kesultanan Samudera Pasai, Malik al-Saleh juga merupakan tokoh
penyebar agama Islam di wilayah nusantara dan Asia Tenggara pada abad ke-13 M.
Karena pengaruh kekuasaan yang dimiliki Sultan Malik al-Saleh, Islam bisa
berkembang luas di wilayah nusantara hingga ke negeri-negeri lainnya di kawasan
Asia Tenggara
·
Pada masa pemerintahan Malik al-Saleh,
Samudera Pasai memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan dan penyebaran
Islam di Tanah Air.
·
Sultan Muhammad Malikul Zahir
(Sultan Malik Al Tahir)
(Sultan Malik Al Tahir)
·
Dia merupakan putra dari Sultan Malik Al Saleh
·
Di bawah pimpinan Sultan Muhammad Malikul
Zahir, Kerajaan Pasai mengalami masa kejayaan
·
Masa kejayaan Sultan Muhammad Malikul Zahir
dikuatkan dengan bukti catatan Ibnu Batutah
·
Ibnu Batutah mencatat bahwa tanah-tanah di
wilayah Kerajaan Pasai begitu subur, aktivitas perdagangan dan bisnis di
kerajaan itu sudah cukup maju, dibuktikan dengan sudah digunakannya mata uang
(mata uang dari Emas)
·
Masih menurut catatan Ibnu Batutah, Sultan
Muhammad Malikul Zahir merupakan sosok pemimpin yang memiliki semangat belajar
yang tinggi dalam menuntut ilmu-ilmu Islam
·
Ibnu Batutah bahkan memasukkan nama Sultan
Muhammad Malikul Zahir sebagai salah satu dari tujuh raja di dunia yang
memiliki kelebihan luar biasa
·
Sebagai raja, Sultan Muhammad Malikul Zahir
merupakan orang yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai
perhatian terhadap fakir miskin. Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan,
Sultan Muhammad Malikul Zahir tidak pernah bersikap jumawa
·
Di masa keemasannya, Kerajaan Pasai dan
Kerajaan Samudera menjelma menjadi pusat perdagangan internasional. Kerajaan
pelabuhan Islam itu begitu ramai dikunjungi para pedagang dan saudagar dari
berbagai benua seperti, Asia, Afrika, Cina, dan Eropa
·
Di samping sebagai pusat perdagangan,
Kesultanan Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam dan
muncul sebagai pemerintahan pertama di Nusantara yang menganut ajaran Islam
·
Sultan Muhammad Malikul Zahir mempunyai dua
orang putra, yaitu Malikul Mahmud dan Malikul Mansur.
·
Ketika Sultan Muhammad Malikul Zahir pada
akhirnya meninggal dunia karena sakit, tahta kepemimpinan Kerajaan Pasai untuk
sementara diserahkan Sultan Malik Al Saleh (bapaknya), yang juga memimpin
Kerajaan Samudera, karena kedua putra Sultan Muhammad Malikul Zahir masih
berusia sangat belia.
·
Ketika kedua pangeran ini beranjak dewasa dan
dirasa sudah siap memimpin pemerintahan, maka Sultan Malik Al Salih pun
mengundurkan diri dari singgasananya yang meliputi dua kerajaan, yakni Kerajaan
Samudera dan Kerajaan Pasai.
·
Sebagai gantinya, sesuai dengan kesepakatan Orang-Orang
Besar, diangkatlah Malikul Mahmud menjadi Sultan Kerajaan Pasai, sementara
Malikul Mansur sebagai Sultan Kerajaan Samudera.
·
Namun, keharmonisan kedua sultan kakak-beradik
ini tidak berlangsung lama karena terjadi perseteruan di antara mereka.
·
Penyebabnya adalah ulah Sultan Mansur yang
ternyata menggilai salah seorang istri Sultan Mahmud yang tidak lain adalah
abang kandungnya sendiri.
·
Pada akhirnya, Sultan Mansur ditangkap dan
diusir dari kerajaannya hingga kemudian meninggal dunia dalam perjalanan.
Jadilah Sultan Malikul Mahmud menguasai singgasana Kerajaan Samudera dan
Kerajaan Pasai hingga digabungkanlah kedua kerajaan itu menjadi Kesultanan
Samudera Pasai.
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir
·
Anak dari Malikul Mahmud
·
Ahmad Permadala Permala Setelah dinobatkan
sebagai penguasa Kesultanan Samudera Pasai, ia kemudian dianugerahi gelar
kehormatan dengan nama Sultan Ahmad Malik Az-Zahir
·
Sempat terjadi hal yang sungguh memalukan
dalam perjalanan kepemimpinan Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang pada akhirnya
memang lekat dengan citra sebagai pemimpin yang buruk
·
Menurut Hikayat Raja Pasai, Sang Sultan
ternyata menaruh berahi terhadap kedua anak perempuannya sendiri, yaitu Tun
Medan Peria dan Tun Takiah Dara.
·
Sikap yang keterlaluan dari Sultan Ahmad Malik
Az-Zahir menimbulkan kemurkaan dari banyak pihak, termasuk Tun Beraim Bapa yang
tidak lain adalah putra sulung Sultan Ahmad Malik Az-Zahir
Sultanah Nahrasiyah
·
Sultanah Nahrasiyah memiliki penasehat bernama
Ariya Bakooy dengan gelar Maharaja Bakooy Ahmad Permala
·
Ariya Bakooy sebenarnya merupakan sosok
kontroversial. Ia pernah diperingatkan kaum ulama agar tidak mengawini
puterinya sendiri namun peringatan itu ditentangnya. Bahkan, Ariya Bakooy
kemudian malah membunuh 40 ulama
·
Sultanah Nahrasiyah merupakan seorang
perempuan muslimah yang berjiwa besar. Hal ini dibuktikan dengan hiasan
makamnya yang sangat istimewa
·
Pada nisannya, tertulis nukilan huruf Arab
terjemahannya berbunyi: ”Inilah kubur wanita yang bercahaya yang suci ratu yang
terhormat, almarhum yang diampunkan dosanya, Nahrasiyah, putri Sultan Zainal
Abidin, putra Sultan Ahmad, putra Sultan Muhammad, putra Sultan Mailkus Salih.
Kepada mereka itu dicurahkan rahmat dan diampunkan dosanya. Mangkat dengan
rahmat Allah pada hari Senin, 17 Zulhijjah 832
Kehidupan Sosial Budaya
·
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera
Pasai diatur menurut aturan dan hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak
terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di
Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah
Serambi Mekkah
·
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai
penghasil karya tulis yang baik.
·
Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf
Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa
Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab
Jawi.
·
Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini
mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim.
Samudera pasai juga mempersiapkan bandar-bandar yang digunakan untuk :
- Menambah perbekalan untuk pelayaran
- Mengurus masalah perkapalan
- Mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
- Menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia
Kehidupan Agama
·
Sesuai dengan berita dari Ibnu Battutah
tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah, telah berperan penting
dalam proses perkembangan Islam di Nusantara.
·
Berdasarkan hal itu, Sultan Samudera Pasai
begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi'I dan ia
selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam.
·
Dengan raja yang telah beragama Islam, maka
rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada
sang raja.
·
Karena wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang
cukup luas, sehingga penyebaran agama Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi
luas
Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai
·
Tidak Ada Pengganti yang mampu
memimpin Kerajaan Samedera Pasai dengan baik Setelah Sultan Malikul Zahir
·
Terjadi Perebutan kekuasaan
·
Serangan dari Majapahit Tahun 1339
·
Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih
Strategis
·
Serangan Portugis
0 Komentar untuk "KERAJAAN SAMUDERA PASAI "
Silahkan berkomentar sesuai artikel